Pdpersi, Jakarta - Berhati-hatilah mengonsumsi obat osteoporosis atau penyakit keropos tulang, khususnya bagi orang lanjut usia (lansia). Sebab, bisa-bisa bukan penguatan tulang yang diperoleh, melainkan justru terkena kanker kerongkongan. Risiko obat osteoporosis berdampak memicu kanker kerongkongan itulah belakangan menghebohkan sejumlah negara.
Obat esteoporosis Fosamax (Merck), Actonel/risedronate dan Didronel/etidronate (Procter&Gamble), dan Boniva/ibandronate (Roche), ditengarai berisiko (kuat) menimbulkan kanker kerongkongan.
Di Amerika Serikat (AS), sebagaimana dilaporkan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) baru-baru ini, diketahui bahwa obat osteoporosis terkenal buatan Merck, Fosamax, dan obat serupa lainnya ditengarai membawa risiko kanker kerongkongan.
Obat tersebut bertujuan mengobati osteoporosis atau melemahnya tulang dengan meningkatkan massa tulang. Di Negeri Paman Sam saat ini terdapat sekitar 10 juta orang penderita osteoporosis, kebanyakan mereka adalah kaum hawa.
Seorang pejabat dari Divisi Penilaian Risiko Obat FDA, Diane Wysowski, seperti dikutip New England Journal of Medicine mengungkapkan, setiap peneliti harus memeriksa potensi hubungan antara apa yang disebut obat bisphophonate dan kanker.
Menurut Wysowski, sejak awal pemasaran Fosamax yang secara generik dikenal sebagai alendronate ini pada 1995, FDA telah menerima 23 laporan yang menyebutkan banyak pasien terserang tumor kerongkongan.
Setelah dua tahun berlalu sejak wal penggunaan obat hingga perkembangan kanker kerongkongan, sebanyak 8% pasien meninggal dunia.
Bahkan di Eropa dan Jepang, terdapat sebanyak 21 kasus yang melibatkan Fosamax, dimana enam keadaan yang diduga melibatkan obat Actonel (risedronate) dan Didronel (etidronate) produksi Procter & Gamble (P&G), dan Boniva (ibandronate) keluaran Roche. Telah merenggut nyawa enam orang.
Penyakit yang diketahui menyerang radang saluran yang membawa makanan ke perut, atau Esophagitis, telah terdeteksi sebagai dampak obat-obat osteoporosis tersebut. Dalam hal ini pasien diinstruksikan untuk tetap tegak setidaknya selama setengah jam setelah mengonsumsi obat itu.
Wysowski menuturkan, selain itu para dokter mesti menghindari pemberian resep obat tersebut kepada orang orang yang memiliki Barret’s esophagus sebagai sebuah perubahan jalur yang mengarah ke perut.
Kasus tersebut sering ditemukan pada orang yang menderita penyakit acid reflux , yakni sebagai gejala kronis atau kerusakan selaput lendir akibat arus balik tidak normal di dalam kerongkongan, yang otomatis meningkatkan risiko kanker.
Pihak FDA pada November 2008 memaparkan data percobaan klinis yang tidak memperlihatkan seluruh risiko gangguan detak jantung pada pasien yang mengkonsumsi bisphosphonate.
Tapi demikian, FDA juga menyatakan mengetahui adanya temuan yang bertentangan dalam studi lain, sehingga sedang mempertimbangkan apakah akan melakukan studi lebih lanjut guna menyelidiki risiko terburuk penggunaan obat esteoporosis itu memang ada.
Osteoporosis kini menjadi penyakit serius yang membuat galau warga dunia, tidak terkecuali masyarakat Indonesia. Bahkan, kini sekitar 3,6 juta penduduk Indonesia berusia di atas 50 tahun sudah terkena osteoporosis. Para pakar kesehatan Asia menengarai osteoporosis sebagai masalah kesehatan yang besar, setara dengan kankerSumber : pdpersi
Thursday, February 5, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Oom...tulisanya kok jadi dobel ya ...
ReplyDeleteMumpung masih muda, harus diinget neeh pesannya,.. makasih bos....
ReplyDeletetambah info lagi nich... thanks, nice post
ReplyDeletewah ternyata memang mesti hati2 dalam mengonsumsi obat osteoporosis, trims atas sharednya.
ReplyDeletesalam kenal, boleh tukeran link? kbetulan link blog ini sudah saya pasang di blog saya n sy harap andapun berkenan memasang link blog sy di blog anda ini. trims
http://sdorovia.blogspot.com/2012/06/blog-post.html
ReplyDelete